Mantan
veteran Korpd Marinir Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta bahwa
Israel mendalangi serangan 9/11. Ia menyatakan jika AS mengetahui hal
ini maka Rezim Zionis di Israel pasti akan dimusnahkan.
Penulis,
konsultan dan mantan veteran yang mengkhususkan diri pada masalah
keamanan nasional dan internasional, Alan Sabrosky mengisahkan
percakapannya dalam dua minggu terakhir dengan salah seorang rekannya di
Kampus Army War, di Markas Korps Marinir.
Ia menyatakan,
tragedi 9/11 yang selama ini identik dengan serangan teroris jaringan
Alqaidah pada dasarnya merupakan ulah Zionis Israel.
"Saya
sudah melakukan perbincangan selama dua pekan dengan salah satu rekan di
Markas Korps Marinir. Saya yakin 100 persen serangan 9/11 adalah bagian
dari operasi Mossad yang dilakukan Zionis Israel,' ujar Sabrosky di
situs Youtube.
Salah satu yang paling meyakinkan
Sabrosky adalah mengenai runtuhnya gedung ketiga saat terjadi serangan
9/11. Menurut Sabrosky runtuhnya gedung ke tiga ini bukan akibat dari
tabrakan pesawat yang kemudian meledak, namun ada kontrol lain yang
disambungkan ke dalam gedung hingga membuat gedung ini runtuh.
Hal
ini diungkapkan Sabrosky setelah sebelumnya mewawancarai ahli
penghancuran dari Denmark bernama Danny Jowenko. "Bangunan ketiga tidak
ditabrak pesawat, tetapi ada kabel yang menghubungkan dengan gedung
tersebut dan dikendalikan, terlihat dari runtuhnya bangunan yang teratur
dari bawah," ungkap dia.
Sabrosky mengatakan jika orang
Amerika tahu tentang kebenaran di balik serangan 9/11, mereka tidak akan
ragu untuk memusnahkan Israel, berapapun biaya yang harus mereka
keluarkan.
Pada tanggal 11 September 2001, serangkaian
serangan yang selama ini dianggap kegiatan terorisme menyebabkan hampir
tiga ribu warga AS tewas. Selama ini pemerintah AS menyatakan bahwa 19
teroris, yang diduga berafiliasi dengan jaringan Alqaidah di Afghanistan
membajak empat pesawat jet komersil dan melakukan serangan ke Gedung
World Tread Center (WTC).
Atas dasar itu pula Pemerintah AS
di bawah pimpinan Presiden Bush menginvasi Afganistan pada 2001. AS juga
kemudian menyerang Irak pada 2003, mereka bersikeras bahwa begara kaya
minyak tersebut bertanggung jawab atas kepemilikan senjata pemusnah
massal.
Sabtu, 21 April 2012
Soekarno di ibuang di Indonesia, disayang di Iran
Republik Islam Iran Iran akhir Maret ini bakal meresmikan pusat informasi komunitas Islam di Internet guna kesetaraan berinformasi menghadapi dominasi informasi yang 80 persen dikuasai pihak kapitalis.
Wakil Menteri Pers dan Media Republik Islam Iran, Mohammad Zadeh mengatakan, "Iran dan Indonesia dapat bekerja sama karena memiliki pandangan sejarah yang sama dalam Gerakan Non-Blok (GNB)."
Gagasan Soekarno di Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT AA) untuk mendirikan GNB banyak menginspirasi perjuangan rakyat Iran. "Soekarno adalah orang besar dengan gagasan besar yang sangat terkenal di Iran," kata Zadeh.
Sementara itu, Ketua PWI, Margiono mengemukakan, kesetaraan berinformasi sangatlah penting di antara semua bangsa. "Zaman sekarang, yang ditandai kemajuan teknologi informasi, maka kesetaraan informasi sudah menjadi keharusan," ujarnya.
Ia menambahkan, niat Iran mendirikan pusat informasi Islam patut dihargai, namun perlu dilakukan pula di berbagai negara, termasuk di Indonesia dalam kerangka menuju masyarakat informasi yang cinta damai.
Mengenai
ancaman serangan militer Israel terhadap Iran, Wakil Menteri Pers dan
Media Iran mengungkapkan, Israel tidak akan mampu menyerang Iran dalam
pengertian perang terbuka, karena tanpa alasan kuat yang masuk akal.
"Israel
tentunya tidak perlu banyak omong bila ingin menyerang Iran secara
terbuka. Mereka melakukannya secara terselubung. Mereka pasti tahu bahwa
Iran bukanlah Afghanistan dan Irak, yang dapat dilumpuhkan sekutu
pimpinan Amerika Serikat," ujarnya dalam kunjungan kepada Ketua
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Margiono, di Jakarta, Jumat.
Ia
mengemukakan, Iran sudah delapan tahun terakhir ini semakin ditekan
Israel dan sekutu AS lainnya, namun mereka pasti mengetahui bahwa Iran
dewasa ini rakyatnya sangat solid dan disatukan oleh pemimpin spiritual
Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
"Rakyat
Iran semakin solid karena memiliki figur pemimpin pemersatu bangsa dan
kepentingan negara, di tengah tuduhan sedang mengembangkan senjata
nuklir atau bom atom. Padahal, senjata terkuat bangsa Iran adalah
keimanan kepada Allah dan keyakinan persatuan umat dapat mengalahkan
segalanya," ungkap Zadeh.
Ia
pun menyatakan, pemimpin spiritual Iran sudah menegaskan bahwa bom atom
ataupun senjata nuklir adalah haram karena berdampak sangat buruk,
bahkan membunuh umat manusia beserta kebudayaannya.
"Fakta
sejarah membuktikan, siapa yang pernah menggunakan bom atom? Apakah
Islam? Apakah Iran. Semua tahu bahwa merekalah yang menjatuhkan bom atom
ke Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada 1945," ujarnya.
Serangkaian
cara yang sama, menurut dia, juga dilakukan sekutu AS di Afghanistan
dan Irak. Hal yang sama dilakukan Israel kepada bangsa Palestina dan
Libanon, katanyasumber; kompas
Langganan:
Postingan (Atom)