Genderangan peperangang sudah ditabuh. Perangpun telah berkobar dimana-mana. Sebagian besar rakyat Libya yang setia terhadap Khadafi telah menyampaikan sikap loyalitasnya kepada pimpinannya. Mereka tidak akan mundur selangkah-pun, sampai titik darah penghabisan. Bukan karena agama, tetapi karena membela kehormatan dan harga diri. Inilah watak orang Arab Badui. Mereka memiliki istilah”kalam rijal” yang artinya pantang menyerah sebagai seorang lelaki sejati.
Dan ini telah dibuktikan sejak ber-abad-abad yang lalu. Pada jaman Quraisy Makkah telah dikenal sebuah istilah Hilfu al-Fudhul. Orang yang pertama kali berbicara tengtang Hilfu Fudul adalah Al Zubair Ibnu Abdul Muttolib. Ini salah satu kebaikan ahli Makkah (Arab) yang dipuji Rasulullah Saw. ‘Asbabul wurud’ dari Hilfu al-Fudhul ini berasal dari seorang laki-laki dari Zabidi Yaman yang membawa barang dagangan. Ternyata al-’Ash bin Wail As-Suhami mengikutinya dan membeli dagangan tersebut namun tidak mau membayarnya.
Kejadian ini membuat Zabidi ketakukan dan akhirnya melaporkan kepada kaum Ahlaf (mereka adalah Bani Abdu Dar dan Makhzum). Maka, Zubair bin Abdul Muththalib (paman Nabi) turun tangan dan bertindak tegas. Beliau mengumpulkan Bani Hasyim, Zuhrah, Asad dan Tamim di rumah Abdullah bin Jud’an untuk saling bersumpah dan memengang janji untuk tidak saling berbuat dzolim terhadap penduduk Makkah atau lainya serta semua semua manusia. Lalu mereka memasak makanan untuk Zabidi dan menolongnya dari al-’Ash. Mereka menjadi kafil (pelindung bagi al-Mazhlum, atau orang yang terzhalimi) dan mengambil paksa haknya.
Kisah ahli Ahlafu al-Fudhul beraneka ragam. Yang dipuji Nabi ini adalah sikap gentle dalam membatu orang-orang didzalimi. Adat Ahlafu al-Fudhul ini berlangsung sampai zaman al-Husain bin Ali beserta al-Walid bin ‘Utbah. Dan sikap”al-Hidu al-Fdhul’‘ atau sikap jantan masih melekat pada orang-orang Arab (pedalaman) yang masih bersuku-suku.
Libya adalah bagian dari Negara Arab. Suku Libya sebagian besar masih hidup bersuku-suku, walaupun mereka sudah masuk era tehnologi dan internetisasi. Khadafi berasal dari suku Barbar yang terkenal dengan kekuatan dan kehebatanya di dalam peperangan. Pendeknya, secara sosial cultural, walaupun sudah menjadi Arab, tetapi watak dan sikap ”barbar”nya masih muncul dan melekat kuat pada diri seorang colonel Khadafi.
Tiga tokoh dengan penampilan menarik dan berbeda. Amin berbati, tanpa kopyah. Sedangkan Said Aqil berbatik dengan kopyah hitamnya, khas tokoh Indonesia, khususnya NU. Sedangkan NU Hidayat Nurwahid mengenakan setelan jAz hitam dengan penampilan keren. Hidayat merupakan Produk Islamic University Madinah sekaligus pendiri PKS, yang notabene partai politik ber-aliran keras.
Ketika masih berusia 24 tahun, Khadafi sudah menunjukkan kualitas keberanain dan keperkasaan di dalam memipim pasukan militer. Para penjajah waktu itu lari tunggang langgan. Khadafi juga mampu mengulingkan raja Raja Idris yang Sunni beraliran toriqoh Sanusiyah. Jadi Gaya kepimpinanya masih menggunakan gaya Barbar yang masih kental dengan ke-sukuan. Tidak jelas arahnya. Tidak ada partai politik dan juga tidak ada parlemen. Semuanya masih menggunakan kekuatan suku dan kelompok. Ini sangat tidak cocok dengan era modern (demokrasi).
Sekian tahun lamanya, Khadafi menjadi presiden tunggal di Libya. Satu-satunya presiden yang secara terang-terangan menentang barat dan sekutunya. Kekuatan Khadafi sangat besar. Suku-suku Arab sangat loyal. Khadafi juga memiliki hubungan kuat dan erat dengan negera-negara tetangga (benua Afrika). Jadi, ketika Khadafi berani melawan barat sudah diperhitungkan secara matang, mulai dari kekuatan financial sampai kekuatan militer.
Bagi Khadafi, perang merupakan pekerjaan dan hobinya. Dengan persediaan senjata yang cukup memadahi, serta kecukupan materi, serta dukungan tentara bayaran yang terlatih dari Afrika. Khadafi tidak akan menyerah begitu saja, sebagaimana Saddam Husain. Sementara, Amerika dan sekutunya, seperti; Inggris, Perancis, yunani, Swiss, Jerman, adalah Negara-negara yang sedang dilanda krisis financial. Jika, mereka tetap ngotot akan melakukan perang. Negara-negara barat akan berhadapan dengan rakyatnya. Tidak mungkin mengurusi perang Libya, sementara krisis financial terus melanda negeri mereka.
Pertanyaan selanjutnya. Mampukah Amerika dan seukutunya melumpuhkan kekuatan Khadafi dan pendukungnya? Sementara pasukan koalisi masih dalam kondisi kesulitan financial? Wajar, jika langkah demi langkah sekutu itu mulai ada yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Seperti; telah melampau batas resolusi PBB. Yang jelas, Koalisi sekarang sedang mengalami krisis financial? Jika terus melancarkan serangan dan memamerkan senjata, Eropa akan mengalami krisis financial babak berikutnya!
Gaya Amin Rais yang pernah menjadi tokoh Muhamdiyah sekaligus ketua PAN, agak kocak sedikit komentarnya, seperti saat menyampaikan bahwa Kadafi yang bersuku barbar memiliki gaya kepimpinan keras kepada, sedangkan Husni Mubarak seperti Firaun, dan Suharto Gaya Mataram.
Said Agil (Khadafi berasal dari Suku Barbar. Mengulingkan Raja Idris yang Sunni beraliran toriqoh sanusiyah. Suku barbar sudah menjadi bagian dari Arab dan menggunakan bhs Arab. Jadi Gaya kepimpinanya masih menggunakan gaya Barbar. Tidak jelas arahnya. Tidak ada partai politik dan juga tidak ada parlemen. Semuanya masih menggunakan suku dan kelompok. Ini sangat tidak cocok di era modern.
Hidayat Nurwahid: Prihatin. Sebab, tujuan koalisi yang ingin menyelamatkan rakyat justru bombardirnya justru mengenai rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa. Khadafi sang pembidik.
Amin Rais: Kelebihan Suharto, 24 jam turun. Mubarok, 28 hari. Khadafi mempersenjatahi rakyatnya, ingin berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar